Pages

Jumat, 29 Januari 2010

KESIMPULAN

(KAMI BERTEMAN)

Satu persatu anggota di kelompok ini mendapatkan pelajaran dari kritikan teman-temanya hari ini. Percakapan yang berawal dari sebuah canda itu berakhir dengan sebuah perenungan. Terkadang memang sangat menyakitkan mendengar kejujuran dari teman. Kejujuran yang membuat mata hati kita terbuka tentang siapa kita sebenarnya. Kritikan pedas tapi itu adalah pendapat yang sangat jujur tentang apa yang telah kita lakukan selama ini.

Mengaku orang yang melayani masyarakat sungguh tugas yang mulia bukan berarti pekerjaan dilakukan tanpa cacat tanpa cela.
Keinginan memberikan yang terbaik kepada setiap lapisan masyarakat yang menggunakan jasa kita dan keinginan untuk menunjukkan kinerja yang baik kepada perusahaan/instansi terkadang menjadi dua hal yang bertolak belakang. Ada kepentingan yang harus didahulukan ada yang harus diabaikan.

Jumat, 22 Januari 2010

KAMI BERTEMAN (VI)


Sekretaris : ‘ bunda…..pekerjaan ini menuntut saya untuk memberikan penampilan terbaik saya. Karena saya tidak hanya duduk manis mengerjakan tugas-tugas saya di dalam ruangan. Saya juga berinteraksi langsung dengan klien dan relasi kami.
Penampilan selain skill bagi saya senjata untuk mendapatkan perhatian dan menggaet mereka untuk bekerja sama. Pakaian yang saya pakai juga tidak vulgar kok. ‘

Marketing : ‘ tidak vulgar menurut mu seperti apa jeng…? Yang tidak kelihatan belahan dada dan paha begitu?..hanya sekedar membentuk lekuk tubuh mu saja?’

Sekretaris : ‘ apa sih yang salah dengan baju yang ketat..? ‘

Jumat, 15 Januari 2010

KAMI BERTEMAN (V)


Semakin malam semakin seru obrolan kami. Topik pembicaraan semakin hot . Dua lelaki ini sibuk memperhatikan pengunjung mall ini yang mencuri perhatian mereka. Terutama wanita-wanita seksi. Terkadang sulit dimengerti jalan pikiran mereka. Sulit membedakan antara tertarik , tergoda atau tidak suka. Mengkritik tapi tatapan nakal jelas terlihat dimata mereka.
Guru : ‘ kalau mengundang ya jangan dilihat dong pak. Kok malah di pelototin..’
Polisi :’ ini masalahnya sudah didepan mata bun, tidak bisa mengelak lagi’
Maketing : ‘sayang bun kalau dilewatkan. Lihat lah tubuh – tubuh indah itu terbungkus baju seadanya memamerkan setiap lekuk tubuh dan kulit mulus mereka. Lelaki mana yang rela memejamkan mata memalingkan muka…ya nggak bro..’
Si polisi mengangguk-angguk mengiyakan omongan si marketing. Si perawat menyantap makan malam nya tak peduli dengan apa yang dibahas ketiga orang tersebut. Si sekretaris menenggelamkan dirinya dengan aktivitas ber facebook ria , padahal ia paham betul apa yg mereka bicarakan saat ini. Tapi ia seolah menulikan telinganya. Karena baginya berpakaian seksi itu hanya sebuah pilihan gaya fashion yang sah – sah saja asal tidak terlalu vulgar dan tahu kapan dan dimana memakainya. Dan dia termasuk perempuan yang senang berpakaian seksi.

Selasa, 05 Januari 2010

KAMI BERTEMAN ( IV )


Dia pun buru-buru menanggapi perkataan si polisi
Marketing : ‘ Maaf teman-teman tulisan yang kami buat singkat dan padat itu tidak bermaksud menjerumuskan konsumen, tapi itu lah trik penyampaian nya yang singkat dan media nya yang hanya berupa selembar kertas tentu punya keterbatasan dalam penulisan. Lah kalo harus ditulis panjang lebar tentunya tidak menarik untuk dibaca. Melihat tampilan yang seperti selebaran kutbah jumatan konsumen malas membacanya dan lebih senang membuangnya. Diselebaran itu kami juga mencantum kan nomor telepon yang bisa di hubungi apabila konsumen kurang jelas dan alamat kantor tertera dengan jelas. Konsumen bisa menghubungi pada jam kantor jika ada informasi yang kurang mereka pahami. Seharusnya itu bisa mereka manfaatkan .’
 
 

Blogger