Anak jalanan ada dimana-mana. Mereka adalah bagian dari kehidupan yang ada di Kota besar. Tentu kita sering melihat mereka di dekat lampu merah, terminal atau halte dan mungkin yang paling sering adalah di tepi-tepi jalan.
Pada dasarnya anak jalanan adalah anak-anak berusia 6 sampai 18 tahun yang turun ke jalan untuk bekerja. Kebayang kan betapa sulitnya ngadepian uang batam ? apalagi bagi anak jalanan yang usianya masih terlalu muda untuk berkerja. Tentunya kita juga sering melihat anak jalanan yang masih balita (bawah lima tahun) mengamen dan mengemis di pinggir jalan.
Kegiatan sehari-hari anak jalanan segala pekerjaan bisa dilakukan oleh anak jalanan aslakan menghasilkan uang untuk makan, seperti mengamen, mengemis, menyemir sepatu menjadi kuli panggul dan menjadi pemulung. Penghasilan anak jalanan setiap hari berkisar Rp 20.000 sampai Rp 35.000. Mendekati hari raya seperti lebaran, penghasilan mereka bisa melonjak hingga tiga kali lipat dari biasanya!
Uang yang mereka peroleh biasanya di gunakan untuk membeli makan dan memenuhi kebutuhan mereka yang lain, seperti membayar uang sekolah. selain bekerja, ada bebarapa anak jalanan yang masih ngelanjutin sekolahnya.
Bisanya mereka turun ke jalanan setelah pulang sekolah. Meskipun hidup di jalan, satu hal yang dapat kita hargai adalah keinginan mereka untuk sekolah. Hal tersebut ternyata enggak mudah, mereka harus berjuang mempertahankan keinginan bersekolah, sementara di sekeliling mereka ada banyak anak jalanan yang meninggalkan bangku sekolah dan lebih memilih untuk berkerja.
Kita mungkin pernah berfikir bahwa anak jalanan adalah anak-anak kehilangan masa kecilnya. “Bagaimana mungkin bisa bermain jika setiap hari mereka harus berkerja?” itulah salah satu komentar yang sering kita dengar.
Benarkah Anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Meskipun harus berkerja, anak jalanan tetep bisa tertawa dan bermain bersama temen-temen seusia mereka. Hanya saja mereka menjalani masa kecil di tempat yang “enggak biasa”, yaitu jalanan.
Anak jalanan ada dimana-mana. Mereka adalah bagian dari kehidupan yang ada di Kota besar. Tentu kita sering melihat mereka di dekat lampu merah, terminal atau halte dan mungkin yang paling sering adalah di tepi-tepi jalan.
Pada dasarnya anak jalanan adalah anak-anak berusia 6 sampai 18 tahun yang turun ke jalan untuk bekerja. Kebayang kan betapa sulitnya ngadepian uang batam ? apalagi bagi anak jalanan yang usianya masih terlalu muda untuk berkerja. Tentunya kita juga sering melihat anak jalanan yang masih balita (bawah lima tahun) mengamen dan mengemis di pinggir jalan.
Kegiatan sehari-hari anak jalanan segala pekerjaan bisa dilakukan oleh anak jalanan aslakan menghasilkan uang untuk makan, seperti mengamen, mengemis, menyemir sepatu menjadi kuli panggul dan menjadi pemulung. Penghasilan anak jalanan setiap hari berkisar Rp 20.000 sampai Rp 35.000. Mendekati hari raya seperti lebaran, penghasilan mereka bisa melonjak hingga tiga kali lipat dari biasanya!
Uang yang mereka peroleh biasanya di gunakan untuk membeli makan dan memenuhi kebutuhan mereka yang lain, seperti membayar uang sekolah. selain bekerja, ada bebarapa anak jalanan yang masih ngelanjutin sekolahnya.
Bisanya mereka turun ke jalanan setelah pulang sekolah. Meskipun hidup di jalan, satu hal yang dapat kita hargai adalah keinginan mereka untuk sekolah. Hal tersebut ternyata enggak mudah, mereka harus berjuang mempertahankan keinginan bersekolah, sementara di sekeliling mereka ada banyak anak jalanan yang meninggalkan bangku sekolah dan lebih memilih untuk berkerja.
Kita mungkin pernah berfikir bahwa anak jalanan adalah anak-anak kehilangan masa kecilnya. “Bagaimana mungkin bisa bermain jika setiap hari mereka harus berkerja?” itulah salah satu komentar yang sering kita dengar.
Benarkah Anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Meskipun harus berkerja, anak jalanan tetep bisa tertawa dan bermain bersama temen-temen seusia mereka. Hanya saja mereka menjalani masa kecil di tempat yang “enggak biasa”, yaitu jalanan.
5 komentar:
apakah benarnya mereka dipelihara oleh negara sesuai daripada amanat undang2 (thinking)
yang ada malah dipelihara oleh orang yang mencari keuntungan sepihak
blog yang bagus dan baik untuk dipelajari.......
Anak telantar memang dipelihara oleh negara sampai-sampai bisa berkembang terbukti dengan banyaknya para anak jalanan. itulah kesalahan undang-undang. yang memelihara anak jalanan. harusnya ada revisi tentang kata pelihara. yang namanya pelihara pasti ada perkembangan atau kemajuan. he.. bener ga?
Ternyata anak jalanan masih punya rasa kepedulian... bisa ngumpulin banyak sumabangan buat Korban Gunung merapi meletus.. * Berita di TV*(saluut)
Posting Komentar