Dari pembahasan sebelumnya seputar penjelasan tafsir Surah Al-Qadr, telah jelas sejumlah keutamaan dan keagungan lailatul qadr.
Berikut kesimpulan keutamaan-keutamaan lailatul qadr yang bersumber dari ayat-ayat Al-Qur`an ;
Pertama, Allah Subhânahu wa Ta’âlâ menurunkan Al-Qur`an pada malam Al-Qadr ini.
Kedua, Allah ‘Azza wa Jalla telah meninggikan kedudukan lailatul qadr
tersebut, bahwa malam itu senilai dengan seribu bulan (senilai dengan 83
tahun 4 bulan).
Ketiga, turunnya para malaikat pada malam itu, sedang mailakat itu hanya turun dengan berkah dan kebaikan.
Keempat, itu adalah malam keselamatan dan kebaikan.
Kelima, penakdiran segala sesuatu, yang akan terjadi pada tahun tersebut, terjadi pada malam itu.
Keenam, Allah telah menjelaskan keutamaan lailatul qadr ini dalam
sebuah surah dalam Al-Qur`an yang akan dibaca hingga hari kiamat.
Adapun keutamaan lailatul qadr yang bersumber dari hadits, telah sah
keterangan dari Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan
keutamaan lailatul qadr, di antaranya adalah:
Pertama, sabda Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam,
“Telah datang
kepada kalian, (bulan) Ramadhan. Bulan berberkah yang Allah wajibkan
puasa terhadap kalian. Di dalamnya, pintu-pintu surga dibuka,
pintu-pintu neraka Jahîm ditutup, dan para syaithan dibelenggu. Padanya,
terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa yang
kebaikan (bulan tersebut) diharamkan terhadapnya, berarti ia telah
(betul-betul) diharamkan.” [Diriwayatkan oleh Ahmad, An-Nasâ`iy, dan
selainnya dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu. Dishahihkan oleh
Al-Albany rahimahullâh dalam Tamâmul Minnah]
“Barangsiapa yang berdiri (untuk mengerjakan shalat pada) malam
lailatul qadr dengan keimanan dan pengharapan pahala, akan diampuni
untuknya segala dosanya yang telah berlalu.” [Diriwayatkan oleh
Al-Bukhâry, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzy, dan An-Nasâ`iy dari Abu
Hurairah radhiyallâhu ‘anhu.]
Ketiga, Dari Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ, beliau berkata,
“Adalah Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam, bila sepuluh malam terakhir
telah masuk, mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya, dan
membangunkan keluarganya.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry (konteks hadits
ini milik beliau), Muslim, dan Abu Dawud.]
Keempat, dari Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ, beliau berkata,
“Adalah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam sangat
bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir, suatu hal yang beliau
tidak bersungguh-sungguh (seperti itu) di luar (malam) tersebut.”
[Diriwayatkan oleh Muslim dan Ibnu Majah]
Keutamaan Mencari Lailatul Qadr
Adapun dalam hal mencari lailatul qadr, telah datang sejumlah hadits
dari Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskannya, di
antaranya adalah:
Pertama, hadits Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Carilah (lailatul qadr) pada sepuluh malam
terakhir Ramadhan, pada sembilan malam tersisa, pada tujuh malam
tersisa, pada lima malam tersisa.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dan Abu
Dawud]
Ketiga, hadits Ibnu Umar radhiyallâhu ‘anhumâ bahwa
beliau berkata, “Seorang lelaki melihat (dalam mimpi) bahwa lailatul
qadr (turun) pada malam kedua puluh tujuh. Nabi shallallâhu ‘alaihi wa
sallam pun bersabda,
‘Saya melihat mimpi-mimpi kalian (bahwa lailatul qadr berada) pada
sepuluh malam terakhir. Carilah (malam itu) pada malam-malam ganjil (di
antara sepuluh malam) tersebut.’.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
“Saya melihat bahwa mimpi-mimpi kalian telah bersepakat (bahwa lailatul
qadr berada) pada sepuluh malam terakhir. Barangsiapa di antara kalian
yang ingin mencari (malam) itu, carilah di antara sepuluh malam
terakhir.”
Pada riwayat lain oleh Al-Bukhâry juga dari Ibnu ‘Umar disebutkan,
“Saya melihat bahwa mimpi-mimpi kalian telah bersepakat (bahwa lailatul
qadr berada) pada tujuh malam terakhir. Barangsiapa di antara kalian
yang ingin mencari (malam) itu, carilah di antara tujuh malam terakhir.”
0 komentar:
Posting Komentar