Pages

Selasa, 01 Juni 2010

AKUI KESALAHAN


Kita dianjurkan untuk memiliki sikap berani mengakui kesalahan dan kemudian meminta maaf. Kezaliman tidak hanya dilakukan oleh seorang penguasa kepada rakyatnya atau seorang pemimpin kepada bawahannya tapi setiap orang mempunyai celah untuk melakukan kezaliman kepada sesamanya. Kezaliman bisa dilakukan oleh lidah atau tangan, misal :   kata-kata yang menyakitkan, menistakan, memprovokasi, dan mengklim hanya dirinya yang berjasa (dan menganggap orang lain tidak ada kebaikan) adalah kezaliman. Tangan yang menyengsarakan, menghilangkan hak orang lain, merusak  adalah kezaliman.
Kita semu pasti pernah melakukan kezaliman terhadap saudaranya, baik menyangkut kehormatannya maupun sesuatu yang lain, maka hendaknya kita minta dihalalkan darinya hari ini, sebelum dinar dan dirham tidak berguna lagi (hari kiamat). Kelak jika dia mempunyai amal shaleh, akan diambil darinya seukuran kezalimannya. Dan jika tidak mempunyai kebaikan lagi. Akan diambil dari keburukan saudaranya (yang dizalimin) kemudian dibebankan padanya.
Manusia bukanlah malaikat siapa pun bisa melakukan kesalahan kepada sesamanya. Jika hal itu terjadi, sikap yang terbaik diajarkan Rasulullah Saw adalah segera meminta maaf. Itulah yang dilakukan Abu Badzar terhadap bilal Ra. Dalam kisah berikut : Pada suatu hari Abu Badzar terlibat percekcokan dengan Bilal karena kesal Abu Dzar berkata, “Engkau juga menyalahkanku wahai anak perempuann hitam?” Mendengar dirinya disebut dengan anak perempuan hitam Bilal tersinggung, sedih dan marah. Ia kemudian melaporkan hal itu kepada Rasulullah Saw. Beliau kemudian menasehati Abu Dzar,”hai Abu Dzar benarkah engkau mencela Bilal dengan menghinakan ibunya? Sungguh dalam dirimu ada perilaku jahiliyah.”
Mendengar nasihat Rasulullah Saw. Itu, Abu Dzar tersadar dari kesalahannya segeraia menemui Bilal. Abu dzar kemudian meletakkan pipinya ditanah seraya mengatakan,” aku tidak akan mengangkat pipiku dari tanah hingga kau injak pipiku ini agar engkau memaafkanku.” Namun Bilal tidak memanfaatkan momentum ini untuk membalas dendam, Bilal malah berkata berdirilah engkau aku sudah memaafkanmu.” Begitulah Abu Dzar dengan mudah dan berani mengakui kesalahan yang ia lakukan bukan dengan sengaja untuk menghinakan Bilal.
Sikap seperti itulah yang seharusnya ada pada diri kita berinterkasi dengan pihak lain, terutama orang-orang terdekat kita seperti suami, istri, anak, orang tua, saudara dan seterusnya. Orang yang tidak belajar mengakui kesalahan tidak akan belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

6 komentar:

itempoeti mengatakan...

pertamax dulu aaahhh...

itempoeti mengatakan...

meminta maaf adalah sesuatu yg mudah...
yg sulit adalah menyadari kesalahan dan tidak mengulanginya lagi...

Kang Eko mengatakan...

saya juga mengucapkan salam kembali, dan terima kasih dah berkunjung ke blog saya....

Anonim mengatakan...

nice blogs

Fero mengatakan...

nice blog, tulisannya bagus

cokro mengatakan...

suka banget sayamas ama yg ini...
mannntebbbbb..............
boleh saya ngopi ya........
abis sy lagi ngadapin hal ini ama rekan saya..........

 
 

Blogger