Pages

Senin, 13 Februari 2012

JADILAH MUKMIN YANG KUAT

Sebagaimana kita maklumi bersama bahwa kebaikan dunia meliputi seluruh kebaikan yang ada didalamnya,termasuk ketaatan, rezeki, kesehatan, shalat, ibadah..., dijauhkan dari kesengsaraan dan celaka dunia.Kebaikan akhirat meliputi segala kebaikan yang ada didalamnya, termasuk Surga, naungan di hari akhirat dan perlindungan siksaan dari api neraka oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. 



Islam menganjurkan dan mengajarkan kita umatnya,bahwa mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, ketimbang mukmin yang lemah. Kuat bisa diartikan secara luas dan bermacam-macam, kuat iman,kuat ibadah,kuat menahan amarah,kuat sabar,kuat ekonomi,kuat jasmani,dan lain-lain. Kuat secara sendiri-sendiri maupun kuat secara bersama-sama.Kekuatan yang ada dalam diri seorang mukmin semua diperuntukkan semata-mata untuk beribadah dan untuk kepentingan kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda : “Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu’Berkata bahwa’ Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :”Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih di cintai ALLAH, dari pada mukmin yang lemah,dan pada masing-masing mempunyai kebaikan. Jagalah apa yang bisa memberimu manfaat, dan janganlah lemah. Jika sesuatu menimpamu janganlah mengatakan”Seandainya aku berbuat demikian pasti demikian,” Tapi katakanlah’ ALLAH telah mentaqdirkan-Nya apa yang dikehendaki-Nya akan tejadi, Karena sesungguhnya kata-kata “Seandainya” adalah membuka celah untuk pekerjaan syaithan.” (HR. Muslim). Hadist shahih diatas sangat jelas diterangkan bahwa setiap orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Demikian juga ketika seorang mukmin didera musibah dan cobaan dari segala hal, tidaklah mengatakan seadainya berbuat begini maka harus demikian,tapi justru mengatakan bahwa seorang mukmin belum mencapai hakikat iman, sebelum ia meyakini bahwa apa yang menimpanya sudah tertulis dan sudah ditaqdirkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan apa yang bukan taqdir-Nya tak akan menimpanya. 

Keyakinan dan keteguhan tersebut akan melahirkan dan menjadikan hidup tenang,ridha penuh ikhlas menerima kenyataan hidup,dan senantiasa berharap dan memohon pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hadist Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, diatas mejadi pedoman dan dorongan buat kita kaum muslimin, untuk senantiasa optimis dalam bekerja, serta tabah dalam mengahadapi segala kemungkinan yang terjadi dalam perjalanan kehidupan. Hadits ini mengandung tiga macam dorongan dan optimisme dan dua macam larangan yaitu : 

a.  Pertama memaknai iman sebagai pusat kebahagiaan, di dunia dan di akhirat manakalah diikuti dengan amal shaleh.Tdak bisa dipungkiri bahwa tingkat keimanan ini pada setiap muslim berbeda-beda, ada yang kuat dan terkadang ada yang turun naik dan lemah. Muslim yang kuat imannya sangat terdorong, dan selalu bersemangat mengerjakan amal shaleh sebanyak-banyaknya.Tidak ada rasa takut terhadap berbagai rintangan,dalam mengajak kebaikan, sabar dalam melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala,serta taat menjauhi larangan-Nya. Namun muslim yang lemah imannya selalu cendrung lalai dan lengah beramal shaleh.Apa yang dikerjakan oleh masing-masingnya semua mengandung kebaikan, namun muslim yang kuat imannya selalu menyuburkan imannya dengan amal shaleh sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat mencintai-Nya. 

b.  Makna kedua memberi dorongan kepada kita, bahwa setiap muslim jangan sampai melalaikan dan mengosongkan waktu,sehingga waktu itu berjalan tanpa meninggalkan bekas kecuali ketuaan belaka. Namun Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’Menganjurkan kita mengisi waktu dengan kegiatan, yang membawa manfaat baik bermanfaat didunia terlebih membawa manfaat di akhirat kelak. Memanfaatkan waktu bisa diisi dengan kegiatan mencari ilmu,harta yang halal,menyantuni anak yatim piatu,tadarus Al Quran dll. 

c.  Makna ketiga memberi dorongan kepada kita, bahwa dalam menghadapi segala usaha dan rencana hendaklah memohon pertolongan hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena yang menentukan dan memutuskan segala sesuatu itu,semua atas kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala : Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman : “Dan Rabb-Mu Berfirman” Berdoalah kepada-KU,Niscaya AKU perkenankan doamu itu”(Q.S. Al Mukmin : 60). Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda : “Apabila kamu minta pertolongan, Maka mintalah pertolongan kepada ALLAH. Dan ketahuilah seadainya suatu ummat berkumpul untuk mencari manfaat bagimu, niscaya mereka tidak dapat memberi manfaat kecuali yang dicatat oleh ALLAH untukmu, dan seadainya suatu ummat berkumpul untuk menimpakan suatu madlarat bagimu, nisaya mereka tidak akan dapat menimpakan suatu madlarat kepadamu kecuali apa yang telah ALLAH catat atasmu.”.(HR. At Tirmidzi) 

d.  Makna keempat, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melarang kita lemah dalam mencapai cita-cita, namun harus optimis dalam berusaha disertai dengan penuh keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, agar apa yang dicita-citakan tercapai. 

e. Makna yang kelima kandungan Hadist shahih diatas, apabila kita ditimpa suatu hal yang tidak menyenangkan dan tidak berkenan dalam diri kita, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melarang kita untuk mengucapkan kata (seadainya atau mengandai), karena kata-kata semacam ini akan memberi peluang dan membuka pintu pekerjaan syaithan. Terlebih kata-kata ini seolah-olah kita dapat menghindarkan diri dari ketentuan dan taqdir dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu kita harus mengatakan dengan penuh keimanan bahwa apa yang menimpa sesungguhnya sudah tertulis dan sudah ditaqdirkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan apa yang bukan taqdir-Nya tak akan menimpanya.

Meyakini bahwa rentetan kejadian bencana atau musibah telah digariskan dan tersusun dalam rencana Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala,berfirman.. “Tiada suatu Musibah pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami (ALLAH) menciptakannya.Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi ALLAH”.(Q.S. Al Hadid : 2) Untuk mengahadapi sesuatu yang akan datang, tentunya kita harus merpersiapkan sepenuhnya, dan hendaklah mengambil Ibrah (pelajaran) dari apa yang kita alami pada waktu yang telah dilalui, jangan sampai kita terperosok dua kali dalam satu lobang masalah yang sama. 

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,Bersabda : “Seorang muslim yang ditimpa oleh keresahan dan kesusahan,oleh keletihan dan kesakitan,oleh kesedihan dan gangguan, sekalipun gangguan itu hanya berupa duri yang mengenainya,maka ALLAH menghapuskan dengannya kesalahan-kesalahannya”.(H.R. Bukhari). 

Dari keseluruhan uraian diatas, menganjurkan kita agar setiap muslim senantiasa meningkatkan keimanan setiap saat ,tidak berhenti berusaha, selalu iktiar maksimal dalam amar maruf nahi mungkar,sabar dalam segala hal dan menyandarkan harapan atau cita-cita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sahabat-sahabat yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, . Mudah-mudahan manfaat buat kita semua,yang benar haq semua datangnya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,Yang kurang dan khilaf mohon sangat dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq Watawa saubil shabr “.Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..Aamiin Allahuma AAmiin…

4 komentar:

Fitrianto mengatakan...

assalamu'alaykum.. blog yang menarik. Salam kenal mas. Follow blog saya ya..Syukron

sersan mengatakan...

walaikum salam mas, iya pasti dan makasih udah berkunjung ke blog saya

Obat Herbal Kanker Rahim mengatakan...

Artikel yang sangat bermanfaat,,,

obat diabetes mengatakan...

terima kasih informasinya

 
 

Blogger