Ku terlahir sebagai bocah lucu yang selalu membuat kedua orang tuaku tersenyum bahagia melihat tingkah polosku.
Semua kenakalanku mereka anggap prosesku mengenal dunia dengan caraku.
Setiap kesalahan mereka biarkan terjadi sehingga ku tau satu kebenaran.
Tahun berganti tahun…sampai ketika tubuh ini tak layak lagi disebut anak-anak, kenakalan dan kesalahan itu terus saja ku lakukan dan mereka masih membiarkannya terjadi ….sehingga ku tau tentang setiap kebenaran dari tiap-tiap kesalahan yang ku lakukan.
Namun mereka masih menganggap ku anak kecil yang butuh bimbingan.
Tubuh yang telah bertumbuh sempurna ini menyimpan begitu banyak gejolak.
Hasrat yang hanya sekedar ingin tau…ingin mencoba…ingin merasakan…1000 keinginan yang terus mendorongku keluar batas kesadaranku.
Kali ini kedua orang tua ku tak lagi tinggal diam….aroma kenakalan yang polos itu mereka nilai syarat dengan pemberontakan..
Jiwa muda ku seakan tak terbendung ingin mencicipi nikmatnya menjadi dewasa…
Nikmatnya menggunakan stiap bagian tubuhku…dan..pikiran yang menuntun ku pada hal-hal baru yang menghanyutkan…
Pertentangan dan perdebatan tidak bisa ku hindari…mereka merasa aku belum cukup dewasa dalam menyikapi hal-hal yang ku anggap aku pantas melakukannya…tapi aku juga berhak atas tindakan dan pilihanku.
Tubuhku menjadi tawanan dalam aturan yang aku anggap tidak masuk akal…
Tidak ada sedikit pun kepercayaan padaku.
Namun sebegitu ketat nya peraturan itu dibuat slalu ada celah bagi kaum cerdik pandai panjang akal seperti ku.
Selalu ada alasan dengan komplotan kecil ku yang siap mendukung aksi boikot diam-diam.
Dan…hamparan dosa kecil dan besar itu terukir sudah menghiasi perjalanan hidupku karena kenkonyolan ku yang teganya mengindahkan petuah nan bijak kedua orang tuaku.
Kini…disaat tubuh ini semakin letih dengan permainan dunia….aku mengenang semua sebagai pelajaran yang sangat berharga..!!
Ku dapatkan iman ku…taqwa ku…ikhlas ku…setelah terjerembab pada lubang yang ku gali sendiri.
Tidak ku sesali….malah berterima kasih pada waktu yang membuatku semakin kuat….semakin dewasa…
Setiap menoleh kebelakang ….ku sadar… onggokan sampah-sampah masa lalu di lubang itu menjadi alarm bagi ku agar tidak mengulanginya lagi.
Ya Allah….
Indahnya dunia yang kau ciptakan hingga ku tak mampu menolak godaan nya..
Tapi lebih indah Islam yang kau hadiahkan pada kami agar mempercaiyainya…agar kami senantiasa terlepas dari godaan dan khusyuk bersyukur atas nikmat yang tersaji indah.
Ya Allah…
Begitu cinta dan sayang nya kedua orang tuaku pada ku…sehingga membiarkan pikiran ku menganggap mereka jahat…otoriter..kolot…
Begitu banyaknya sabar yang mereka simpan hanya untuk terus membimbing ku agar bijak memilih diantara hitam dan putih..
Begitu banyak nya keringat dan air mata yang mereka sembunyikan hanya ingin melihat ku tumbuh sehat dan tersenyum bahagia..
Ya Allah…
Apabila ada sedikit saja kesalahan yang di perbuat kedua orang tuaku sepanjang hidup nya rela aku menanggung nya….
Dan jika ada kebaikan yang aku perbuat ingin ku persembahkan smua pahala dari smua kebaikanku untuk kedua orang tuaku agar bisa menghapus segala kekhilafan mereka di dunia….
Amiiiiin….
12 komentar:
semoga doanya terkabul..
potone sopo kang kuwi? putrane ya?
Kasih orang tua sepanjang jalan...
Top banget.....
nggantheng tenan...
apiiiiikkkk poooollll....
salute...
terima kasih...
sudah menuliskan apa yang saya rasakan...
terharu,
tanpa terhura-hura,
kalo membaca tulisan seperti ini
sudah seharusnya kita berbuat yang terbaik untuk kedua orang tua kita, berdo'a selalu untuk kesehatan dan kebahagiaan mereka berdua..!
postingane mantepe polll!!!!
Alhamdulillah Alloh telah membukakan pintu tuk menuju ampunan-Nya. Insyaf yg ikhlas Ibsya Alloh merupakan cerminan dari taubat nasukha. Semoga Alloh senantiasa membimbingmu Amin
kurang lebih seperti yang juga saya lewati ..
dengan bertambah umur, bertambah pula kedewasaan membuat diri sadar selama ini telah salah mengartikan sikap orang tua ..
semoga diampuni dosa2 kenalakanku .. amin ..
Cara Membuat Web
yang diatas itu potomu ya?
gajah_pesing@ iya kang liburan kemarin ke Belitung
Jujur, saya terharu membacanya dari awal hingga akhir.
Posting Komentar