Pages

Kamis, 10 Desember 2009

KAMI BERTEMAN ( I )


Kami semua berteman ……..
Walau
Kami berbeda keyakinan, berbeda suku , berbeda profesi , berbeda pandangan dan kesukaan.
Kami semua berteman…….
Kami bermain bersama, bertukar pikiran, saling kritik, saling mengejek, saling hujat, saling menelanjangi kejelekan masing-masing…..
Tapi kami slalu tertawa bersama
Berbagi bahagia dan airmata, berbagi setiap rupiah yang kami miliki. Terkadang menunjukkan telunjuk kewajah teman untuk menuduh dan mengancamnya, terkadang jari tengah diberi untuk menunjukkan kebencian dan rasa muak yang tak terkira.
Tapi itu semua tak pernah sampai ke pengadilan!!!
Satu-satunya alasan karena kami berteman. Kedekatan itu menghalangi bahkan menyingkirkan keinginan untuk membuat teman-teman menjadi terdakwa, mungkin juga karena semua ini masih dalam batas yang bisa ditoleransi.


Aku dan teman-temanku adalah bagian dari system yang setiap hari melayani masyarakat. Yah…kami adalah pelayan diatas profesi kami. Si polisi, si guru, si perawat, si sekretaris, dan si marketing.
Seperti biasa kami mengisi waktu kami bekerja dan bersosialisasi. Setelah letih dengan segudang aktivitas, berkumpul dengan teman di tempat yg santai dan ‘gaul’ menjadi 1 kebutuhan yang wajib dilakukan di penghujung minggu. Membawa segudang cerita yang siap dibagi, dibahas, dikupas tuntas dengan gaya yang kritis tapi konyol.
Hari ini kami memilih sebuah cafe yang terletak di sebuah mall untuk melakukan pertemuan rutin. Suasana yang cowzy, makanan yang lumayan terjangkau dan pemandangan yang indah. Pemandangan indah mahluk-mahluk yang bersiweleran bak berada di sebuah pagelaran busana. Tentu ini menjadi bagian yang kadang membuat obrolan terhenti sejenak karena pesona yang ditebarkan mahluk-mahluk itu menyita konsentrasi terutama kaum lelaki anggota kelompok ini.
Teman ku si polisi yang asyik membaca berita elektronik tentang berita tindak kekerasan yang dilakukan oleh oknum pendidik yang tadinya tidak peduli dengan obrolan kami yang ngalor ngidul kemana-mana tiba- tiba berkata..
“ eh bu……Nanti kalau anak ku sekolah ditempat mu, awas… jangan sampai ku dengar ada tindak kekerasan seperti ini. Jangan sampai kupingnya melebar seperi kuping gajah karena kau jewer setiap hari. Ku pidanakan kau nanti karena melanggar undang-undang perlindungan anak”
Nah genderang perang sudah di tabuh. Omongan saling kritik, saling menyerang dan saling mengejek pun sudah di mulai. Ini saat nya kami menyampaikan opini kami dengan cara yang ekstrim karena ada aroma hujat menghujat ala kami.
Lalu temanku si guru menjawab …’aku guru bersertifikat dan professional. Walau baru seumur jagung mengajar tapi aku tahu bagaimana mendidik anak-anak, mencerdaskan mereka dan memperbaiki akhlak nya. Di sekolah mereka adalah tanggung jawabku, aku lah orang tua bagi mereka ketika menimba ilmu. Terkadang aku memposisikan diriku sebagai ‘teman’ mereka. Membangun kedekatan emosional dengan kasih sayang. Lihatlah…setiap pagi anak-anak murid ku selalu menyambutku dengan ramah bahkan memberikan ku pelukan. Hmm…sebaliknya denganmu, lihat lah perut buncit mu itu. Ku harap itu bukan karena terlalu banyak menikmati uang tak jelas asal usulnya…”

Kami semua tertawa mendengar kalimat terakhir si guru. Bagaimana tidak temanku si polisi ini belum menikah, tapi perutnya seperti wanita yang hamil 3 bulan. Si polisi mengelus-elus perutnya dan berkata…

“ ah perutku ini akibat kurang olah raga. Ini akibat kalian tidak mau lagi jogging denganku tiap minggu pagi bukan karena uang tak jelas itu. Sepeda motor bututku itu lambang kejujuran aparat penegak hukum seperti ku. Jangan samakan aku dengan oknum yang mencoreng institusi ini. Lagi pula masyarakat Indonesia semakin pintar dan kritis dan semakin sadar hukum, walaupun dilapangan masih ada yang coba-coba menyuap, alhamdullillah aku tidak tergoda. Setiap hari kami berusaha membuat institusi ini bersih dan kalian harus memberikan kesempatan itu. Jangan hubung-hubungkan perutku ini dengan kecurangan atau apapun itu namanya.”
…tunggu sambungan cerita selanjutnya…..!!.....

15 komentar:

Ikhsan Abu Disa mengatakan...

seneng rasanya bisa jadi temennya mas rudi :)

Blog Sersan mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Blog Sersan mengatakan...

IKHSAN @sama2 mas

itempoeti mengatakan...

lanjuuuttt...
menunggu sambungan cerita...

suwung mengatakan...

yahhhh bersambung
ini kayak puisi yang bercerita deh

Anonim mengatakan...

KeNtaan9 mas...saya sungguh pnasaran...bung rhoma mode:on...segera posting lanjutan na mas...bravo..

gajahpesing mengatakan...

kita akan selalu berteman

Unknown mengatakan...

cerber...aku tunggu sob sambungan nya...

blogger goBLOG mengatakan...

Emang asik kalau punya banyak teman...

secangkir teh dan sekerat roti mengatakan...

pantai mana itu kang..?

Anonim mengatakan...

Top dweh.. maju terus kawan.. ^_^

BaNi MusTajaB mengatakan...

Kita berteman dan selalu membutuhkan teman. selamanya.

Windows Xp Black Edition mengatakan...

wah ternyata bersambung...
bagus mas... kapan2 ikut kontes pembuatan cerpen

aduh aku telat ngasih infonya, coz paling lambat hari ini je

annosmile mengatakan...

btw fotonya kayak laskar pelangi
and
menunggu cerita selanjutnya

Cara Membuat Website mengatakan...

saat ngumpul sama temen2 ya saat ceing2an ..
siapa yang jago nge-ceingin orang, so pasti dia pemenangnya .. hehehe
ditunggu kelanjutannya bang ..

Cara Membuat Web

 
 

Blogger